"Menulis itu menyenangkan hati, menyenangkan hati dapat
dilakukan dengan menulis."
Kalo udah capek-capek nulis, tapi ati gak seneng-seneng juga, berarti alasannya cuma dua: TULISANNYA yang emang sama sekali GAK NYENENGIN, ato PENULISNYA aja yang keasikan nulis padahal temen-temennya lagi "DICULIK NEGARA API".
Kalo udah capek-capek nulis, tapi ati gak seneng-seneng juga, berarti alasannya cuma dua: TULISANNYA yang emang sama sekali GAK NYENENGIN, ato PENULISNYA aja yang keasikan nulis padahal temen-temennya lagi "DICULIK NEGARA API".
Nah, kali ini gue pengen banget cerita ke kamu, kamuh, kamyuu, kamyuuuuhhh tentang pengalaman gue ikutan ...!!! (yeeeeyyy.....!!!!)
Jarang-jarang neh, ikutan lomba! Sekalinya ikutan, eh malah menang mutlak! Gimana coba? *hihihi*
Ceritanya, ini lomba menyuruh pesertanya (ya iyalah, pesertanya! masa jurinya?) buat nge-bikin sebuah tulisan tentang Ancol. What?? Ancol?? (mikir)
*wut wut wut wut*
Fans 1 : Ancol
itu suka ngelakuin hal yang aneh-aneh ya, bang?
Gue : Itu
NGOCOL...!!!
Fans 2 : Ngocol itu pipis di celana ya, bang?
Gue : Hiuh.... Itu NGOMPOL....!!!
Fans 3 : Ah, iya! Saya tahu, bang! Ngompol
itu ibu jari, kan?
Gue : Arrrgghh, itu JEMPOL...!!!
Fans 99
: Hmm, abang pinter banget deh! Jempol itu.... *belom slese
ngomong*
Gue : Nanya lagi gue TAMPOL neh, TAMPOOOOLLLL
NEH!!!
Fans
99 : *ngacir!*
Fans 100
: *nyesel gak jadi nanya...*
Fans 101
: *ngompol di celana....*
Fans 999xx :
*bunuh diri....!!!*
*wut wut wut wut*
Yap, balik lagi ke topik! Jadi
Ancol itu sebenarnya adalah.... Ehhmmm.....apa, ya? Emmm... Yah, pokoknya itu
deh... Hehe...
Intinya ini lomba yang overall emang tentang nulis-nulis gitu, temanya aja: Keren gak??
Gimana gak keren, hadiahnya aja
ampe ratusan juta! BUSET DAH!!!!!!
Okai, gak usah nunggu bertaon-taon
lagi, langsung aja gue cerita'in seluk beluk meliuk kriuk-kriuk tulisan gue...
Eits, tapi ini tulisan
panjaaaaaaaaang banget lho... Gue aja ampe mabok nulisnya... Jadi bacanya yang
sabar aja, ya! hehe...
***
ANCOL: Ini Baru Namanya Wisata Edukasi di Indonesia!
Sebuah karya esai yang disusun oleh: [Yosef Sabastian Setya Hadi]
Upaya pengembangan sektor pariwisata dalam rangka peningkatan devisa dan “promosi” suatu negara berkembang telah diterapkan pula wujud nyatanya di hampir setiap negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, tidak terkecuali pula di negara Indonesia. Sulit untuk dipungkiri bahwa kegiatan rekreasi sebagai ‘sumber mata air’ di tengah panasnya ‘gurun’ kerja masing-masing, saat ini telah menjadi prioritas utama masyarakat Indonesia. Tidak hanya kaum urban saja yang dapat menikmatinya, bahkan masyarakat pedesaan dan daerah pelosok pun turut aktif mencari berbagai alternatif tempat wisata guna sekedar mengobati kejenuhan, dengan harga yang relatif terjangkau.
Sebagai contoh, sarana rekreasi yang terletak di kawasan Ancol, Jakarta Utara, kini turut menjadi salah satu ikon wisata yang diunggulkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan devisa negara dan pendapatan per-kapita rakyatnya, serta mengenalkan produk budaya asli Indonesia kepada masyarakat mancanegara. Ditambah pula dengan diangkatnya Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2012-2017 menggantikan Dr. Ing. H. Fauzi Bowo - dengan didukung beberapa program dan kebijakan baru yang telah disusun oleh beliau guna membenahi kawasan wisata Ancol - pada akhirnya menjadi salah satu upaya realisasi pengembangan Ancol sebagai potensi wisata yang menjanjikan, baik di kancah domestik maupun internasional. Perlu digaris bawahi pula bahwa setelah pelantikannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menemani Jokowi, Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. atau yang lebih akrab disapa Ahok, menghimbau agar kawasan wisata di Jakarta terutama Pantai Ancol digratiskan bagi semua penduduk Indonesia. Beliau berkesimpulan bahwa kawasan tersebut merupakan milik umum dan termasuk dalam BUMD, meski akhirnya harus mengalah dari pihak swasta yang memegang andil terbesar kawasan tersebut.Terlepas dari permasalahan di atas, pihak Jokowi dan Ahok juga merencanakan suatu kebijakan di mana kawasan Ancol bukan hanya dibuka untuk tujuan wisata semata, melainkan perlu dimanfaatkan pula sebagai sarana edukasi dan pengembangan budaya setempat.Dengan begitu, setiap anggota masyarakat yang berkunjung untuk berwisata di kawasan tersebut tidak hanya dimanjakan oleh kenyamanan dan hiburan yang ditawarkan oleh setiap wahana dan fasilitas di sekitar Ancol, tapi sekaligus belajar secara khusus tentang kelautan dan perikanan.Munculnya Kebutuhan terhadap Suatu Metode Edukasi yang Inovatif
Menanggapi kebijakan yang sebelumnya diutarakan oleh pasangan Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta di atas, saya sepenuhnya mendukung rencana pemerintah provinsi DKI Jakarta terkait dengan peningkatan kualitas sarana dan fungsi dari kawasan Ancol. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan berdampak kepada meningkatnya kualitas sumber daya manusia dari tahun ke tahun, masyarakat modern cenderung dituntut untuk mampu berpikir lebih kompleks dan kreatif. Munculnya ide-ide baru sebagai upaya pengembangan kualitas diri juga memberikan efek langsung terhadap lahirnya berbagai metode inovatif yang pada akhirnya dapat menunjang kehidupan manusia. Sama halnya seperti metode pendidikan yang sedang berkembang saat ini (dan dipastikan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu). Dewasa ini, semakin banyak orang yang berlomba menciptakan cara-cara baru dalam hal penyampaian ilmu layaknya bertukar informasi dengan orang sekitar. Mulai dari metode penghitungan cepat dan mudah, munculnya taman baca dan perpustakaan keliling, hingga berkembangnya konsep home-schooling. Konsep-konsep baru tersebut pada akhirnya menjadi alasan utama mengapa tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa, efektivitas penyampaian suatu metode edukasi ternyata juga memiliki peran yang sangat penting terhadap peningkatan daya serap otak, dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan manusia apabila metode tersebut diaplikasikan secara massal.
Antara Sektor Pariwisata dan Metode Edukasi yang Inovatif
Kembali lagi ke dalam pokok bahasan sebelumnya mengenai peran penting sektor pariwisata bagi negara berkembang; seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa, sektor inilah yang harus dikembangkan guna meningkatkan devisa dan memperluas pengenalan publik sebagai bentuk ‘promosi’ suatu negara berkembang di mata dunia. Bicara lebih serius tentang meningkatkan perkembangan sektor pariwisata di Indonesia, menurut saya, kriteria minimal yang dibutuhkan adalah kualitas ‘pengembang’nya harus lebih tinggi daripada kualitas sektor yang ‘dikembangkan’. Pengembang dalam hal ini mengacu kepada peran serta masyarakat dan pemerintah selaku warga negara Republik Indonesia. Suatu hal yang saya pikir percuma saja untuk mengatakan bahwa suatu negara dikategorikan sebagai negara yang potensial, apabila di dalamnya tidak terdiri dari warga negara yang berkualitas. Seperti halnya yang terjadi di negara kita: Indonesia adalah negara dengan berjuta kekayaan alam dan budaya di dalamnya. Kekayaan tersebut tersebar secara meluas dari Pulau Sabang hingga Pulau Merauke dan tervisualisasi dalam bentuk tempat-tempat wisata. Namun, apalah artinya kekayaan yang dimiliki Indonesia apabila sumber daya manusianya tidak memiliki kualitas yang mencukupi untuk mengolah dan mengembangkan tempat-tempat wisata tersebut? Maka dari itulah, peran serta metode pendidikan yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia, secara tidak langsung juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan sektor pariwisata dan pada akhirnya turut ‘mempromosikan’ negara Indonesia di mata dunia.
Mewujudkan Ancol Sebagai Ikon Wisata Edukasi
Saya percaya bahwa, metode pendidikan yang ‘menarik namun mendidik’ pada dasarnya memang sangat dibutuhkan untuk diterapkan di setiap tempat wisata yang tersebar di Indonesia.Tidak terkecuali pula, kawasan wisata di sekitar Ancol, Jakarta Utara. Sebagai kawasan yang bisa dikatakan menjadi pusat sarana hiburan terbesardi Indonesia sekaligus sumber mata pencaharian penduduk khususnya di wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya, Ancol memiliki beraneka macam ‘produk’ pariwisata yang tentunya dibangun dengan tujuan untuk memanjakan para pengunjung dan memperkerjakan penduduk sekitar di dalamnya.Bukanlah suatu yang hal yang asing lagi di telinga masyarakat secara global, ketika tidak sedikit kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Ancol Taman Impian berhasil mencuri perhatian internasional dan mencetak rekor dunia. Sebagai akibat dari ‘ketenaran’ yang dihasilkan oleh kawasan Ancol itu sendiri, tidak sedikit pula masyarakat mancanegara yang datang hanya untuk sekedar berwisata atau bahkan mengisi berbagai acara pertunjukan di Dunia Fantasi Ancol.
Namun, apalah artinya sebuah pertunjukan yang menarik bila tidak diimbangi dengan manfaat yang mendidik di dalamnya? Apakah pantas untuk dikatakan efektif, apabila berpuluh-puluh pertunjukan seru digelar di Ancol setiap bulannya, namun hanya beberapa pertunjukan saja yang dinilai memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia? Maka dari itulah, saya sebagai salah satu anggota masyarakat Indonesia, yang kebetulan juga sebagai seorang mahasiswa yang berkuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta, sangat optimis akan terciptanya suatu kemajuan bukan hanya di wilayah Jakarta saja, melainkan di seluruh wilayah se-antero Indonesia. Ada baiknya apabila kita memulai suatu perubahan berbasis perkembangan edukasi dari cakupan wilayah yang sempit, sebagai contoh adalah mewujudkan Ancol sebagai ikon wisata edukasi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Ada pun demi mewujudkan perkembangan sektor pariwisata melalui solusi hiburan berbasis metode edukasi (edutainment) tersebut, saya ingin mengajukanbeberapa macam ide yang telah saya kelompokkan berdasarkan bidang pengembangannya: pendidikan secara umum, pendidikan lingkungan, pendidikan bisnis, pendidikan kesenian, serta pendidikan kelautan dan perikanan.
1. PENDIDIKAN SECARA UMUM
* Ancol Stand Up Inspiration (Berbagi ilmu, trik mengajar, dan motivasi bagi semua mahasiswa Fakultas Pendidikan di seluruh universitas di Indonesia)
Salah satu cara yang cukup efektif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, adalah dengan melatih skill dan mental para pengajar mudanya. Calon-calon tenaga pendidik di masa depan inilah yang nantinya akan membawa nama Indonesia setingkat lebih maju di kancah internasional, apabila mereka mampu menghasilkan murid-murid yang berprestasi dan bermoral. Untuk itulah, acara Ancol Stand Up Inspiration terbuka bagi semua mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Pendidikan di seluruh universitas di Indonesia untuk turut ambil bagian dalam mempersiapkan diri sejak dini, agar kelak dapat memberikan pengajaran yang berkualitas kepada setiap calon murid mereka masing-masing. Acara ini juga mengundang para pakar pendidikan, psikolog, dan motivator ternama baik lokal maupun ekspatriat untuk menjadi ‘Inspirer(s)’ atau pembicara, yang diadakan setiap bulannya di lokasi Ancol Taman Impian dan / atau menggunakan sistem ‘Goes to Campus’.
* Logically Haunted (Menghidupkan kembali wahana Puri Misteri dengan memasukkan metode pengajaran matematika sederhana sebagai tantangan misteri di dalamnya)
Ada salah satu ungkapan unik yang pernah saya dengar dari salah seorang teman dekat sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, “Di dunia ini, tidak ada satu hal pun yang lebih menyeramkan daripada soal-soal matematika.” Saat ungkapan itu terlintas kembali dalam pikiran saya, secara tidak langsung muncul pula suatu gagasan untuk menggabungkan ketakutan sebagian orang terhadap makhluk astral (biasa disebut juga sebagai makhluk halus atau hantu), dengan rasa takut saat harus menghadapi soal-soal matematika. Berkaca kembali kepada Dunia Fantasi Ancol beberapa tahun lalu, saat salah satu wahananya yang bernama Puri Misteri mendapat banyak apresiasi positif dari para pengunjung. Pada saat itu, wahana ini selalu diramaikan oleh para pengunjung Dufan yang rela mengantri hingga puluhan meter di luar pintu masuk hanya untuk mencoba seramnya memasuki Puri Misteri. Namun entah mengapa, lama kelamaan jumlah pengunjung yang memadati wahana ini mulai berkurang sebelum pada akhirnya harus ditutup seiring dengan banyaknya wahana baru yang muncul dengan tingkat tantangan yang jauh lebih menyeramkan. Menanggapi hal itu, sekaligus demi mewujudkan Ancol sebagai ikon wisata edukasi, saya berasumsi bahwa wahana ini butuh sesuatu yang lebih menantang untuk dijelajahi. Untuk itulah, metode penghitungan matematika sederhana mungkin bisa menjadi tantangan tersendiri yang mampu memompa adrenalin sekaligus mengharuskan para pengunjung untuk mengasah otak jika ingin keluar dengan selamat dari Puri Misteri. Tantangan tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk ‘Pintu Berhitung’ yang penuh dengan jebakan, puzzle matematika sederhana untuk membuka pintu, atau dapat melalui permainan-permainan matematika lain yang mengharuskan pengunjung untuk berlomba mencari kode-kode yang tersembunyi. Dengan begitu, wahana Puri Misteri dapat kembali menjadi salah satu wahana yang ramai akan pengunjung.
* Geng Ancol (Komunitas Ancol yang peduli terhadap penyandang tuna netra dan kasus putus sekolah akibat kemiskinan)
Melihat kondisi pendidikan Indonesia yang memprihatinkan dengan meningkatnya angka kemiskinan dan masih banyaknya jumlah penduduk yang buta huruf, saya berinisiatif untuk membentuk suatu komunitas yang bernama Geng Ancol. Komunitas ini beranggotakan seluruh penduduk Indonesia khususnya para generasi muda yang ingin membantu anak-anak penyandang tuna netra dimulai dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, untuk dapat menerima pendidikan yang layak bersama dengan siswa-siswi normal pada umumnya. Selain itu, komunitas ini diharapkan pula mampu ‘menjaring’ minat para investor dan donatur untuk membiayai pendidikan anak-anak di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang terpaksa putus sekolah akibat tidak mampu membiayai kebutuhan pendidikannya sendiri. Dengan demikian, kesenjangan sosial antara si ‘normal’ dan si ‘cacat’ serta si ‘kaya’ dan si ‘miskin’ dapat diminimalisasi guna memeratakan pendidikan di Indonesia.
* Pojok Beasiswa Ancol (Berbagi informasi mengenai beasiswa pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri dengan memanfaatkan akunfacebook dan twitter Ancol Taman Impian)
Dewasa ini, seiring dengan semakin banyaknya instansi baik milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan kesempatan beasiswa pendidikan kepada para generasi muda, semakin meningkat pula kebutuhan akan penyebaran informasi terkait dengan beasiswa-beasiswa tersebut. Suatu hal yang sangat bernilai sekali apabila pihak Ancol Taman Impian juga turut berperan dalam penyebaran informasi beasiswa bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Pihak Ancol Taman Impian dapat memanfaatkan akun facebook dan twitter sebagai media penyebaran informasi beasiswa pendidikan bagi para anak-anak bangsa, menyadari bahwa masyarakat Indonesia adalah salah satu pengguna social media terbanyak di dunia. Pada akhirnya, Ancol Taman Impian memiliki potensi yang besar untuk dikenal sebagai sumber informasi beasiswa yang banyak dicari oleh pengguna social media di Indonesia, sekaligus dapat mewujudkan Ancol sebagai sector pariwisata yang peduli akan kemajuan pendidikan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
2. PENDIDIKAN LINGKUNGAN
* Biopori dan Sumur Resapan (Mencegah terjadinya banjir dimulai dari kawasan Ancol dan sekitarnya)
Menyadari akan maraknya berita tentang musibah banjir yang terjadi di berbagai wilayah se-Jabodetabek, salah satu solusi terbaik yang kita miliki saat ini adalah dengan membuat lubang-lubang resapan air hujan sebagai upaya mencegah meluapnya frekuensi genangan air dan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Untuk itulah, biopori dan sumur resapan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan solusi tersebut. Biopori adalah metode peresapan air hujan berupa lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman sekitar 100 cm, yang diisi dengan limbah organik berupa sampah daun. Limbah organik inilah yang nantinya diharapkan akan menjadi makanan utama mikro-organisme di dalam tanah, sebelum akhirnya jasad renik tersebut membuat pori-pori kecildalam tanah sebagai jalan menuju makanan mereka, yang secara tidak langsung dapat menjadi lubang resapan air hujan. Sementara itu, limbah organik hasil olahan mikro-organisme tersebut pada akhirnya akan menjadi kompos dan dapat dipanen untuk dimanfaatkan kembali menjadi pupuk tanaman. Sedangkan sumur resapan lebih kepada bangunan di dalam tanah yang berfungsi sebagai penampung air hujan dan mencegah genangan air yang berpotensi menimbulkan banjir. Selain itu, sumur ini juga bermanfaat sebagai tempat cadangan air di waktu kemarau dan mencegah pencemaran air tanah (sangat cocok bila menyesuaikan dengan minimnya sumber air bersih di wilayah Jabodetabek). Dengan memasang biopori dan sumur resapan di sepanjang jalan di wilayah Ancol dan sekitarnya, masyarakat setempat dapat terbebas dari banjir sekaligus belajar memproduksi kompos dengan metode yang cukup sederhana.
* Boneka ‘Horta’ berbentuk maskot Dunia Fantasi (Memberikan pelajaran kepada anak-anak TK dan PAUD di seluruh Indonesia untukmerawat tumbuhan dengan cara yang unik)
Boneka Horta adalah salah satu hasil produksi mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor), berbahan dasar serbuk gergaji dan benih rumput yang dibungkus sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk boneka binatang. Uniknya, boneka ini apabila disirami setiap hari, dari bagian punggungnya akan tumbuh rumput yang secara tidak langsung dapat menjadi tanaman hias yang lucu. Dengan memproduksi Boneka Horta berbentuk maskot Dunia Fantasi seperti Dufan (DUnia FANtasi, memiliki bentuk yang menyerupai bekantan), Tanit (TApir geNIT) , Kabul (KAtak gemBUL), Garin (GARuda INdonesia), Kombi (KOModo gemBIra), dan Barus (BAbi RakUS), pihak Ancol Taman Impian dapat memberikan wisata edukatif bagi anak-anak setingkat TK dan PAUD untuk berekreasi sambil belajar merawat tumbuhan mereka sendiri. Diharapkan pula, ketika mereka pulang, mereka dapat termotivasi untuk mengkoleksi Boneka Horta berbentuk maskot Dufan di kamar mereka masing-masing.
* Ancol Techno-eco-vention Exhibition Day dan Ancol for a Better Future Competition (Sebuah kompetisi teknologi berbasis lingkungan tahunan bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan seluruh Indonesia)
Sebagai kawasan wisata yang peduli terhadap lingkungan, Ancol berhasil membangun sebuah ‘kawasan hijau’ yang bernama Ancol Ecovention Park. Kawasan yang juga berfungsi sebagai exhibition hall ini pada dasarnya dibangun untuk mewujudkan Ancol sebagai kawasan berteknologi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan di sekitarnya. Dengan menarik suatu ‘garis merah’ antara konsep eco-friendly dan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, sebuahexhibition day pantas untuk diadakan guna memperkenalkan berbagai peralatan berteknologi ramah lingkungan hasil kreasi anak bangsa. Sementara itu, ‘Ancol for a Better Future Competition’ merupakan sebuah ajang perlombaan tahunan bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menegah Kejuruan seluruh Indonesia untuk memperkenalkan ide-ide inovatif mereka mengenai aplikasi teknologi berbasis ramah lingkungan yang tentunya juga memiliki potensi pasar yang menjanjikan kepada masyarakat luas. Hadiah yang disediakan dapat berupa beasiswa pendidikan S1 atau kesempatan berlibur di kawasan Ancol Taman Impian selama jangka waktu tertentu.
* Kementerian Daun Muda Indonesia / KDMI (Menyelamatkan ‘sisi hijau’ Jakarta dimulai dari kawasan Ancol dan sekitarnya)
Jakarta yang ‘hijau’ adalah dambaan setiap warganya, maka dari itulah ‘sisi hijau’ tersebut perlu untuk diselamatkan sedini mungkin. Untuk mewujudkan kegiatan penghijauan tersebut, kita memerlukan adanya suatu komunitas formal berbasis lingkungan yang terorganisir dan terintegrasi. KDMI merupakan salah satu bentuk perkembangan dari Geng Ancol dengan beranggotakan pemuda-pemudi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang berusia antara 19 – 24 tahun. Konsep pembentukan Departemen Naungan Geng Ancol yang berupa KDMI ini adalah untuk mewujudkan program Geng Ancol sebagai sebuah departemen yang berkelanjutan. Hal ini tentunya ditandai dengan penyusunan suatu organisasi layaknya kepengurusan formal yang ada dalam suatu kementerian. Ada kementerianpusat yang akan dipimpin oleh seorang Menteri Daun Muda danberlokasi di kawasan Ancol, serta KDMI untuk masing-masing wilayah di Jabodetabek. Dalam setiap wilayah (Jak-Ut, Jak-Pus, Jak-Tim, Jak-Bar, Jak-Sel, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) akan dipilih seorang Jenderal Daerah Bintang 1, yakni suatu jabatan yang akan membawahi beberapa Geng Ancol yang berada di wilayah yang bersangkutan. Lebih lanjut, sebagai bentuk perkembangannya, departemen ini diharapkan mampu bergerak bukan hanya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Jakarta ‘hijau’, Indonesia pun harus turut ‘menghijau’.
3. PENDIDIKAN BISNIS
* Ancol Inovative Entrepreneurs / Ancol Ino-preneurs (Melatih jiwa entrepreneur muda Indonesia sekaligus menjadi mediator antara calon pemilik usaha dan para angle investor ternama)
Jumlah entrepreneur di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menjadi inspirasi saya untuk memberikan gagasan terkait pembentukan sebuah komunitas wirausaha muda dimulai dari kawasan Ancol dan sekitarnya (untuk selanjutnya berkembang menjadi lingkup Jakarta dan nasional). Ancol Inovative Entrepreneurs atau bisa disingkat menjadi Ancol Ino-preneurs bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki generasi muda saat ini dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan bisnis, serta berperan sebagai ‘jembatan’ antara calon wirausaha muda Indonesia dan para angle investor lokal dan asing, supaya jiwa bisnis mereka (para wirausaha muda) dapat terealisasikan menjadi sebuah kegiatan berbisnis yang inovatif dan potensial.
* Taman Koral Ancol (Ancol Beach, Ancol Teach, Ancol Rich..!!!)
Sebuah komunitas sederhana yang beranggotakan Ibu-ibu anggota PKK di kawasan Ancol dan sekitarnya. Komunitas ini bertempat di sekitar pantai Ancol dan bertujuan untuk menggalakkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) setempat. Adapun usaha yang dapat dilakukan oleh Ibu-ibu anggota PKK di kawasan tersebut adalah membuat kerajinan tangan dari kerang, batu-batu pantai, dan sampah-sampah plastik yang masih bisa didaur ulang di sekitar pantai Ancol, untuk kemudian dijual dan hasil dari penjualan barang-barang kerajinan tangan tersebut akan digunakan untuk menambah fasilitas dan dapat pula menjadi modal pelatihan bagi para pengunjung pantai Ancol yang tertarik untuk mencoba usaha kerajinan tangan tersebut.
4. PENDIDIKAN KESENIAN
* Ancol Annual Art Festival (Menghidupkan kembali kecintaan masyarakat terhadap ragam kesenian dan budaya yang ada Indonesia)
Sebuah event bertajuk pesta seni dan budaya yang setiap tahunnya diadakan di Pasar Seni Ancol ini, pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendukung pelestarian kesenian dan budaya yang ada di Indonesia. Saya sangat mendukung penyelenggaraan acara ini, mengingat bahwa kesenian tradisional yang ada di Indonesia saat ini memang bisa dikatakan hampir mendekati fase kepunahan. Oleh karena itu, sebagai rakyat Indonesia yang menghargai seni dan budaya negaranya, alangkah baiknya apabila event ini tetap diselenggarakan untuk tahun-tahun berikutnya. Selain menggalakkan acara ini, pemerintah Indonesia dapat pula bekerja sama dengan pihak pengelola Ancol Taman Impian untuk menyelenggarakan acara pendukung seperti ‘Open House Art Festival’ yang dibuka secara internasional dan bertujuan supaya kesenian dan budaya di Indonesia dapat dikenal secara luas oleh masyarakat mancanegara.
* Rumah Sastra Ancol (Perpustakaan khusus sastra Indonesia dan sastra terjemahan di wilayah Dufan)
Melestarikan kesenian sastra di Indonesia dengan mendirikan sebuah perpustakaan mini yang menyimpan berbagai karya sastra klasik Indonesia dan sastra terjemahan, merupakan suatu bentuk strategi yang dapat mewujudkan Ancol sebagai ikon wisata edukasi. Apalagi, dengan didasari upaya pengembangan kawasanedutainment di kawasan Ancol Taman Impian, Dufan adalah suatu tempat yang sangat cocok untuk berekreasi sekaligus belajar mengenal dan melestarikan sastra Indonesia. Selama ini, Dufan memang dikenal oleh banyak orang sebagai tempat bermain dan berkumpul berkumpul bersama orang-orang terdekat. Namun, akan lebih menarik lagi apabila setiap pengunjung yang datang tidak hanya puas bermain, melainkan pulang dengan berbekal pengetahuan tentang sastra Indonesia dan terjemahan. Bukan suatu hal yang tidak mungkin, apabila di kemudian hari ada satu, dua, atau bahkan lebih dari sepuluh pengunjung Dufan yang termotivasi dan berhasil menjadi penulis-penulis novel masa depan Indonesia.
* Ancol Kids’ Lenong Contest (Kompetisi setingkat Sekolah Dasar untuk mengenal sekaligus melestarikan kesenian lenong khas Betawi, berhadiah liburan gratis ke Dufan dan tunjangan pendidikan)
Lenong merupakan salah satu dari sekian banyak kesenian khas suku Betawi yang keberadaannya saat ini sangat perlu untuk dilestarikan.Bukan hanya untuk dapat dikenang oleh masyarakat setempat saja, bahkan pengunjung Ancol domestik dan mancanegara pun patut untuk ikut mengenal, mencoba, sekaligus melestarikan kesenian ini. Acara yang bertajuk kompetisi ‘nge-lenong’ yang berhadiah liburan gratis ke Dufan dan tunjangan pendidikan ini ditujukan kepada siswa-siswi setingkat Sekolah Dasar di seluruh kawasan Jabodetabek, dengan harapan mampu mengenalkan kesenian Lenong khas Betawi kepada masyarakat dimulai dari kalangan umur 6-12 tahun, sekaligus memberikan motivasi kepada mereka untuk terus melestarikan seni dan budaya setempat. Untuk selanjutnya, pihak pengelola Ancol Taman Impian bisa juga membuka pelatihan singkat tentang Lenong kepada wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan wisata Ancol sebagai bentuk program pengenalan publik.
5. PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
* Ekspedisi Samudera (Kegiatan rekreasi edukasi keluarga berupa petualangan mengelilingi Ocean Dream Samudera dan mengenal aneka macam biota laut, berhadiah souvenir Ancol Taman Impian dan family photo booth langsung jadi menggunakan kamera Polaroid)
Sebagai kawasan pariwisata yang ramai akan pengunjung baik domestik maupun mancanegara, setiap bulannya Ancol menghasilkan keuntungan hingga miliaran rupiah. Keuntungan yang sangat besar tersebut sebenarnya masih dapat diolah lagi untuk menciptakan Ancol yang terkenal bukan hanya sebagai kawasan pariwisata dan bisnis, melainkan juga sebagai kawasan pendidikan. Mengingat bahwa Ancol terletak di sekitar area pantai, apalagi dengan adanya pantai Ancol dan wahana Ocean Dream Samudera, pihak pengelola Ancol Taman Impian dapat memanfaatkan lokasi tersebut sebagai media pembelajaran kelautan dan perikanan (menanggapi anjuran dari Bapak Basuki Tjahaja Purnama). Sebuah ekspedisi yang dikhususkan bagi para pengunjung yang membawa serta keluarganya, saya rasa cukup menarik dan efektif sebagai bentuk perwujudan dari misi Ancol tersebut. Dengan memanfaatkan wahana Ocean Dream Samudera, pihak pengelola Ancol Taman Impian dapat menciptakan suatu petualangan bagi para keluarga untuk menjelajahi wahana tersebut demi memperebutkan hadiah-hadiah menarik, sambil belajar mengenal aneka macam biota laut dan berkesempatan untuk mengabadikan keberhasilan mereka dengan menggunakan kameraPolaroid dalam sesi family photo booth.
* Ancol Online Game Contest (Sebuah kompetisi permainan online berbasis pengetahuan tentang kelautan dan perikanan, berhadiah free passdan voucher masuk Ocean Dream Samudra)
Bermain sambil belajar merupakan suatu hal yang sangat menarik bila dilakukan secara virtual. Untuk itulah, sebuah permainan online yang bertemakan tentang petualangan dengan kewajiban menyelesaikan beberapa level berisi pertanyaan-pertanyaan seputar kelautan dan perikanan, sangat cocok disajikan kepada pengguna internet di seluruh daerah di Indonesia. Apalagi, dengan adanya sebuah kompetisi terkait permainan online tersebut dengan hadiah-hadiah yang cukup menarik, pada akhirnya dapat meningkatkan minat masyarakat penikmat dunia maya dan menciptakan asumsi baru terhadap Ancol Taman Impian sebagai ikon wisata edukasi.
* Traditional Seafood Corner (Menikmati makanan dan minuman ‘murah’ di kawasan Ancol Taman Impian, sekaligus mempelajari keanekaragaman biota laut)
Berlibur sambil berburu aneka macam kuliner khas daerah tujuan memang sangat ditunggu-tunggu oleh para penikmat kuliner nusantara. Namun, harga yang cenderung mahal serta lokasi yang kurang mendukung menjadi penyebab utama mengapa para pengunjung khususnya dari kalangan ekonomi menengah ke bawah tidak dapat menikmati lezatnya makanan dan minuman yang ditawarkan di daerah wisata tujuan. Sebagai contoh, rata-rata rumah makan di kawasan Ancol dan sekitarnya cenderung mematok harga yang mahal untuk sebuah masakan seafood. Sama halnya dengan rumah makan yang lebih murah, namun lokasinya kurang mendukung untuk para pengunjung yang ingin menikmati kenyamanan dan pemandangan sekitar. Menanggapi hal tersebut, ada baiknya apabila pihak pengelola Ancol Taman Impian menyediakan suatu kawasan yang benar-benar menyediakan makanan yang cenderung lebih murah dan memiliki pemandangan lingkungan sekitar yang layak untuk dinikmati para pengunjung. Selain itu, guna mewujudkan Ancol sebagai ikon wisata edukasi, bukan suatu hal yang mustahil untuk mulai memperkenalkan pengetahuan tentang Indonesia yang kaya akan kehidupan lautnya kepada para pengunjung, lewat sentuhan kuliner dan pengelolaan infrastruktur dari rumah makan tersebut. Harapannya, selain terkenal dengan makanan dan minuman khas lautnya, Ancol juga menjadi terkenal karena telah berhasil membuktikan bahwa ternyata sektor kuliner juga mampu menjadi media edukasi untuk mempelajari keanekaragaman biota laut di Indonesia.
ANCOL: Beyond Imagination (and Education)...
Menjadi suatu ikon wisata edukasi (edutainment) memang bukanlah suatu perkara yang mudah untuk direalisasikan. Butuh banyak modal, tenaga, serta pemikiran yang matang untuk meng-eksekusi setiap gagasan baru yang muncul. Sebagai warga Indonesia yang ingin menjadikan negara ini sebagai tujuan utama wisata domestik dan mancanegara, serta dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, saya merasa sangat terhormat apabila diberikan kesempatan untuk menuangkan ide-ide baru terkait upaya ‘promosi’ Ancol sekaligus peningkatan devisa dan pengenalan publik Indonesia di mata dunia. Semoga ide-ide saya di atas yang tentunya masih butuh banyak pertimbangan dan koreksi, pada akhirnya bisa menjadi masukan yang layak demi perwujudan Ancol sebagai ikon edukasi. Ancol jaya, Jakarta jaya, Indonesia pun makin jaya! ANCOL: Beyond Imagination and Education!
***
Beuh, panjang amiiirr...!!! Jari-jari
tangan gue kayaknya musti ke salon lagi neh, buat rebonding!
Hoho... Tapi yang penting isinya
berbobot, men!
Yah, begono lah kalo lagi mood
nulis, apa aja ditulis! Lagi enak-enaknya jalan ama temen, pas mood gue naik,
tiba-tiba aja tembok rumah orang gue tulisin. Pas lagi gosok gigi, trus pengen
banget nulis, ya udah gue nulis aja di gigi pake Peps***nt. Ampe yang paling
parah neh! Pas lagi gue kentut, tiba-tiba pengen banget nulis, alhasil
terciptalah karya agung yang melayang-layang di udara dengan damainya! Hihi...
Hmm, gue rasa udahan aja deh
nulisnya! Daripada mood makan ama ngupil gue berkurang gara-gara keasikan
nulis...
Lagian neh kampus tempat gue
nge-blog juga udah mau tutup! Bahaya neh, kalo ampe dikunci ama Pak Kebon!
(emang masih jaman SD ya, pake tukang kebon segala? )
Yak, ampe di sini aja yak! Yang
masih kangen ama gue, DON'T BE SAD! Besok gue bakalan nongol lagi di kamar
mandi elo masing-masing...
CAPCUUUUUSSSS....!!!!!!
waahh mantap tulisannya... semangat menulis ea
ReplyDelete